Kamis, 28 Januari 2010

Kisah Sex Dewasa


Cerita panas lesbian adikku sayang

Written on 29 Januari 2010. by Mualana

Cerita panas lesbian adikku sayang, Segar sehabis mandi, Evi keluar dari kamarnya dan dari teras di depan kamarnya di lantai 2, ia melihat adiknya, Nita, memasuki rumah dengan wajah merah kepanasan, namun tampak ceria. Nita baru pulang dari sekolah, kemeja putih dan rok birunya tampak lusuh. Tak melihat siapa pun di rumah, Nita langsung naik dan masuk ke kamarnya lalu menyalakan AC. Ia mencuci muka dan tangannya di kamar mandi dalam kamarnya saat mendengar kakaknya bertanya, “Hey, gimana pengumumannya?”. Cerita panas lesbian lainya bisa di dapatkan di pusat cerita panas di sexceritadewasa.com.

Nita keluar dari kamar mandi mendapatkan Evi bersandar di pintu kamarnya dengan tangan ke belakang.
“Nita diterima di SMA Theresia, Kak!” jawab Nita dengan ceria.
Evi berjalan ke arahnya dan memberikan sebuah kado terbungkus rapi.
“Nih, buat kamu. Kakak yakin kamu diterima, jadi udah nyiapin ini.”
“Duuh, thank you, Kak!” Nita setengah menjerit menyambar kado itu.
Evi duduk di ranjang Nita sementara adiknya duduk di meja belajarnya membuka kado itu dan mendapatkan sebuah gelas berbentuk Winnie the Pooh, karakter kartun kesukaannya, sedang memeluk tong bertulisan “Hunny”. Kali ini Nita benar-benar menjerit, “Aaah, bagus banget! Thank you, Kak!”
Nita melompat ke ranjang dan memeluk kakaknya erat-erat, dan dengan tiba-tiba mencium bibir Evi. Evi tersentak, bukan karena Nita menciumnya, tapi karena getaran elektrik yang ia rasakan dari bibir adiknya yang basah menyambar bibirnya dan menyebar ke seluruh tubuhnya. Ciuman yang sebenarnya hanya berlangsung beberapa detik itu membuat jantung Evi berdebar. Nita melepas ciumannya, namun tak melepas pelukannya yang erat. Evi tersenyum berusaha menutupi perasaannya, lalu mengecup bibir adiknya dengan lembut. Nita meletakkan gelas itu di meja kecil di sisi ranjangnya dan merebahkan diri. Ia menarik Evi agar berbaring di sisinya, lalu kembali memeluknya.
“Kak, Nita kangen nih ama Kakak. Sejak Kak Evi pacaran ama Mbak Anna, kapan kita pernah tidur bareng lagi? Cerita-cerita sampe ketiduran? Nggak pernah kan?”
“Bukan gitu, Nit,” jawab Evi, “Kakak kan kuliahnya sibuk, bukan karena pacaran ama Anna.”
Evi kembali merasakan dadanya berdebar hanya karena dipeluk oleh adiknya yang cantik ini. Ia baru menyadari bahwa ia memang sudah lama sekali tak pernah sedekat ini dengan Nita.
“Lagian ngapain sih Kakak pacaran ama Mbak Anna? Ntar ketahuan Papa baru tahu lho!” kata Nita sambil mengernyitkan dahinya seakan memarahi kakaknya.
Wajah Nita begitu dekat dengan wajahnya, membuat Evi merasa canggung dan semakin berdebar. Evi berusaha keras meredam ketegangannya dan menutupi perasaannya dari adiknya.
“Sok tahu kamu,” kata Evi, “Papa kan udah tahu Kakak pacaran ama Anna. Malah sebelum berangkat ke Jerman, Anna pernah ketemu dan ngobrol ama Papa. Sekarang Papa udah bisa kok nerima kenyataan bahwa Kakak emang lesbian.”
Hangatnya hembusan napas Nita di lehernya membuat Evi semakin berdebar dan ia merasakan panas yang hebat dari selangkangannya. Evi tahu ia tak mampu menahan diri lebih lama lagi saat celana dalamnya mulai terasa lembab.
“Sana mandi dulu kamu!” tukas Evi sambil mendorong adiknya, “Kamu bau matahari!”
“Ngg..” balas Nita kolokan walau tetap melepaskan lengannya yang melingkari pinggang Evi.
“Tapi Kakak jangan pergi dulu. Nita masih kangen ama Kakak,” kata Nita sambil berjalan ke kamar mandi.
Evi duduk dan melipat kedua kakinya rapat-rapat di depan dadanya. Ia memeluk kedua kakinya sambil menyadarkan dagu ke lututnya. Ia menghela napas dalam-dalam berusaha menenangkan gairahnya.
“Kenapa aku sampai begitu, sih!” ia memarahi dirinya sendiri dalam hati.
“Nita kan adikku sendiri!”
“Mungkinkah karena sudah hampir 4 bulan Anna pergi dan aku kangen pada pelukan dan sentuhan lembut wanita?” Evi menyelonjorkan kakinya di kasur dan mulai meraba-raba pahanya. Sambil membayangkan dada Anna yang montok, tangan kiri Evi meraba-raba dadanya sendiri, sementara tangan kanannya naik meremas-remas selangkangannya.
Evi tersentak dari lamunannya dan melepas kedua tangannya dari bagian-bagian vitalnya dan kembali menarik napas dalam-dalam. Ia tak ingin terlihat bergairah saat adiknya keluar dari kamar mandi nanti.
Tak memakan waktu lama, Nita keluar dari kamar mandi dalam keadaan bugil. Ia mengambil celana dalam dan daster dari lemari. Evi menatap adiknya memakai celana dalam, jantungnya yang belum sepenuhnya kembali normal langsung berdebar lagi melihat tubuh Nita yang langsing namun berisi itu. Nita tidak mengenakan dasternya, tetapi langsung duduk bersila di sisi kakaknya di ranjang dan meletakkan dasternya di pangkuannya.
Evi tersenyum berusaha menutupi gairahnya dan membelai rambut adiknya. Nita memonyongkan bibirnya seperti orang ngambek dan berkata, “Kak Evi kok mau sih ama Mbak Anna? Dia kan..” Nita tampak agak ragu sebelum akhirnya melanjutkan, “Dia kan nggak cantik.” Bukannya marah, senyum Evi malah berubah jadi tawa, “Kamu nggak boleh menilai orang dari penampilan fisiknya. Anna kan baik banget orangnya, lembut dan penuh pengertian. Lagian fisiknya juga nggak jelek-jelek amat. Toket dan pantatnya kan gede banget, Nit. Asyik banget untuk diremas. Dan ciumannya jago banget. Dia yang ngajarin Kakak ciuman.”
“Iya sih. Toket Nita nggak gede ya, Kak?” kata Nita sambil memandang payudaranya.
“Siapa bilang?” balas Evi, “Toket kamu gede lagi! Kamu tuh tumbuh melebihi orang seumurmu. Waktu Kakak 17 tahun, toket Kakak belum segede kamu.”
Dengan polos, Nita bertanya, “Emang enak, Kak, diremas ama sesama cewek?”
Belum sempat Evi menjawab, Nita meraih tangan kakaknya dan meletakkannya di atas dadanya. Evi tersentak, namun membiarkan Nita menggerakkan tangannya berputar-putar di dada adiknya yang terasa lembab dan segar itu. “Mmmhh..” Nita mendesah dan matanya setengah menutup. Gairah Evi yang sudah sulit dikendalikan semakin meledak melihat reaksi adiknya yang sangat merangsang itu. Evi mulai meremas-remas dada adiknya dengan lembut lalu memilin-milin puting dada Nita yang terasa semakin membesar dan mengeras.
“Uhh..” Nita kembali mendesah dan membiarkan Evi meraba dan meremas dadanya, sementara kedua tangannya sendiri meremas sprei kasurnya. Tak lagi berusaha mengendalikan gairahnya yang sudah memuncak, Evi meraih dagu adiknya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya terus meremas dada Nita dengan semakin bernafsu. Evi menarik wajah Nita dan mengecup bibirnya yang basah.
“Mmmhh..” reaksi Nita yang hanya berupa desahan itu membakar nafsu Evi. Sambil meremas dada adiknya dengan bergairah, Evi mengulum bibir bawah adiknya yang segera membuat Nita membalas dengan mengulum bibir atas Evi. Kakak beradik ini saling menghisap bibir selama beberapa saat, sampai akhirnya Evi melepas ciuman mereka. Nita membuka mata mendapatkan ia dan kakaknya sama-sama terengah-engah setelah berciuman dengan penuh gairah.
“Ohh, ternyata enak ya, Kak? Nita nggak nyangka deh. Kak Evi juga enak?” tanya Nita dengan polos.
“Gila kamu, Nit! Dari tadi Kakak udah mau mati nahan gairah Kakak gara-gara kamu peluk, kamu cium, ngelihat kamu telanjang!” jawab Evi, “Kamu sih! Ngapain lagi kamu tarik tangan Kakak ke toket kamu?”
Nita tampak terkejut dengan kerasnya kata-kata kakaknya, “Sorry, Kak. Nita cuma kangen aja ama Kak Evi dan pengen disentuh. Sorry..” katanya sambil menundukkan kepala.
“Ssstt..” Evi menarik dagu adiknya lagi hingga mereka saling bertatapan, lalu menampilkan senyumnya yang manis, “Tapi kamu suka kan?” Nita hanya membalas dengan senyuman yang tak kalah manisnya.
Evi menggeser duduknya di ranjang hingga bersandar pada dinding, “Sini,” ia menarik lengan Nita agar duduk di sisinya. Mereka duduk berdampingan, Evi membelai rambut Nita, lalu dengan tangan di belakang kepala adiknya, Evi menarik wajah Nita mendekati wajahnya, “Nih ajaran Anna. Kamu nilai sendiri enak apa nggak.” Evi kembali mencium bibir Nita.
Kendali diri sudah sepenuhnya kembali pada dirinya setelah menyadari bahwa Nita juga menikmati semua ini, Evi mengatur alur percintaan tanpa tergesa-gesa. Ia tak lagi meraba-raba adiknya. Kini Evi hanya mengulum bibir adiknya, kadang seluruh mulutnya, lalu melepasnya, lalu mengulumnya lagi. Kadang ia biarkan Nita yang menghisap bibirnya dengan lebih bernafsu, lalu melepasnya untuk melihat adiknya maju mengejar mulutnya yang sedikit ia buka, memancing gairah Nita.
Evi mendorong adiknya hingga rebah di kasur. Mereka berciuman lagi dengan penuh gairah. “Kak..” Nita mendesah. Evi menjawab dengan menyelusupkan lidahnya dengan lembut ke dalam mulut Nita yang sedikit terbuka. Tenggorokan Nita tercekat saat merasakan lidahnya bersentuhan dengan lidah kakaknya. Ini perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelum ini. Ia tak menyangka akan merasakan rangsangan luar biasa sebagai akibatnya.
Jilatan lembut Evi pada langit-langit dan lidah Nita membuat Nita terangsang, namun menjadi semakin rileks karena merasa semakin menyatu dengan kakaknya. Nita mulai membalas gerakan lidah Evi dengan gerakan lidahnya sendiri. Mengetahui adiknya sudah bisa menikmati ini, Evi membelitkan lidahnya pada lidah Nita sambil menghisap bibir adiknya. Evi melepas lidahnya dari mulut adiknya, lalu berkata, “Hisap lidah Kakak, Sayang.”
Kata-kata lembut Evi membuat Nita semakin bergairah, seakan sedang bercinta dengan kekasihnya. Dengan bernafsu, ia menghisap lidah Evi yang kembali menjelajahi mulutnya. Mereka berciuman dan bergantian saling menghisap lidah untuk waktu yang lama. Merasa gairah adiknya dan gairahnya sendiri semakin membara, Evi mulai meningkatkan kecepatan percintaan dengan meraba paha dan selangkangan Nita. Nita mendesah saat merasakan sentuhan di bagian yang belum pernah disentuh siapa pun itu. Evi melepas bibirnya dari bibir adiknya, lalu mulai menjilati telinga dan leher Nita. Desahan Nita mulai berubah menjadi erangan kenikmatan.
Tanpa melepas tangannya dari selangkangan Nita, Evi menurunkan jilatannya ke dada adiknya yang montok itu. “Ah..!” Nita menjerit kecil saat pertama kali lidah kakaknya menyentuh puting buah dadanya, “Ooohh.. aahh.. Kak..” desahnya dengan penuh kenikmatan. Nita membuka matanya menyaksikan Evi menjilati puting dan payudara Nita dengan semakin cepat dan bernafsu, membuat putingnya membesar dan mengeras. Kadang Evi menggigit puting Nita membuat Nita menjerit kecil dan memaju-mundurkan pantatnya seirama dengan gerak tangan Evi di selangkangannya, sehingga tangan Evi terasa semakin menekan dan meremas di selangkangannya yang kini sudah basah kuyup.
Bangkit dari dada Nita, Evi menduduki adiknya dengan selangkangan tepat di atas selangkangan adiknya. Evi menarik kaosnya lalu melemparkannya ke lantai. Kedua tangan Nita meremas dada kakaknya saat Evi sedang berusaha melepas BH-nya. Evi melempar BH-nya dan Nita semakin bernafsu meremas dada dan puting telanjang kakaknya. Mereka saling menghujam selangkangan hingga saling menekan. “Hhh..” desah Evi yang menikmati remasan adiknya pada dadanya yang telah membesar dan mengeras itu. Tak tahan lagi untuk segera merasakan adiknya, Evi bangkit membuka celana pendek sekaligus celana dalamnya, lalu menarik celana dalam Nita hingga terlepas, menampilkan setumpuk kecil bulu tipis yang menutupi kemaluan yang telah membengkak penuh gairah. Bau seks menyebar dari vagina Nita, membuat isi kepala Evi serasa berputar penuh gairah tak tertahankan.
Evi meraba bibir vagina adiknya yang telah berlumuran lendir gairah. “Ohh, Kakaak!” Nita tersentak merasakan nikmatnya sentuhan di titik terlarang itu. Tak tahan lagi, Evi segera menjilati bibir vagina Nita dengan bernafsu, menikmati manisnya lendir vagina Nita. “Ah! Ah! Kak! Ah!” Nita menjerit-jerit tak tertahankan, tubuhnya menggelinjang merasakan kenikmatan yang tak pernah terbayangkan olehnya.
Dua jari Evi membuka bibir vagina Nita, menampilkan klitoris yang telah membengkak keras dan teracung keluar. Lidah Evi menari pada klitoris adiknya sambil tangan kirinya naik meremas-remas payudara Nita, membuat Nita terpaksa mencengkeram sprei untuk menahan gelinjang tubuhnya yang semakin sulit dikendalikan. Ini tak membantu menahan jeritannya yang semakin keras “Aaagghh! Aaagghh! ohh, Kakaak! Nikmat, Kaak! Jangan berhen.. aagghh!” Nita telah terlontar ke dalam dunianya sendiri.
Memang tak berniat berhenti, lidah Evi masuk ke dalam vagina Nita dan menjilatinya tanpa ampun. Nita meluruskan kedua lengannya di sisi menopang tubuhnya ke posisi duduk mengangkang, menyaksikan kepala kakaknya di antara kedua pahanya. Tak mampu mengendalikan kenikmatan seks yang terus meningkat ini, Nita menghunjamkan selangkangannya ke wajah kakaknya berulang kali, sementara lidah Evi semakin cepat bergetar di dalam vagina Nita, sambil menikmati lendir vagina adiknya yang terus mengalir ke dalam mulutnya.
Hunjaman selangkangan dan gelinjang tubuh Nita yang semakin kasar dan tak terkendali membuat Evi tahu bahwa adiknya tak akan tahan lebih lama lagi. Ia semakin bernafsu menjilati adiknya, di dalam vagina, bibir vagina serta klitorisnya. Tepat dugaannya, tak lama kemudian kedua paha Nita menghentak kaku menjepit kepala Evi, tubuh Nita bergelinjang semakin kasar dan liar, sementara vaginanya berkontraksi dan memuncratkan gelombang demi gelombang lendir seks yang tak mampu lagi ia bendung.
“Aaakk.. aahh.. ahh Kakk..” jerit Nita tak peduli lagi pada dunia, hanya kenikmatan orgasme pertamanya ini yang berarti baginya. Evi membuka mulutnya, mengulum seluruh vagina adiknya dan menenggak lendir orgasme yang membanjiri seisi mulutnya hingga sebagian menetes dari bibirnya ke dagu dan lehernya.
Orgasme demi orgasme melanda Nita selama semenit penuh, hingga akhirnya ia merasa begitu lemah sampai tubuhnya jatuh ke kasur dengan penuh kenikmatan dan kepuasan. Evi menjilati lendir yang lolos ke sisi selangkangan dan paha adiknya, lalu memanjat tubuh adiknya dan menindih tubuh adiknya. Sambil terengah-engah, ia menyaksikan Nita yang memejamkan mata penuh kepuasan. Evi mengecup bibir Nita, membuat Nita membuka matanya dan tersenyum. Ia memeluk tubuh telanjang Evi, lalu membalas kecupan kakaknya dengan ciuman penuh pada mulut Evi. Lidah mereka terpaut, Nita menghisap lidah kakaknya, lalu melepaskannya untuk menjilati wajah, pipi dan leher Evi yang berlumuran lendir orgasmenya sendiri. Lendir seks ini terasa nikmat dan manis baginya.
Nita tahu Evi terengah-engah bukan hanya karena habis memakan vaginanya dengan brutal, namun juga karena gairahnya yang telah memuncak. Nita melorotkan diri di bawah tubuh kakaknya, menggesekkan payudaranya pada payudara Evi. Wajah Nita tiba di depan payudara Evi saat Evi mengangkat tubuhnya dengan menopangkan dirinya pada sikunya. Tanpa ragu Nita mulai menjilati puting payudara kakaknya hingga napas Evi semakin tersenggal-senggal menahan gairah yang semakin melonjak dalam dirinya. Selangkangannya semakin memanas dan lendir seksnya meleleh keluar dari vaginanya, menetes-netes di paha Nita.
“Ohh, Sayang! Kakak nggak tahan lagi, Sayang!” erang Evi.
Memahami maksud kakaknya, Nita melorotkan tubuhnya kembali hingga wajahnya tiba di depan vagina Evi, dan tanpa menunda lagi, Nita langsung menyusupkan lidahnya ke dalam vagina kakaknya.
“Aaahh! Ahh! Sayaang!” Evi menjerit selagi Nita sibuk menjilati vaginanya dari dalam hingga ke klitorisnya berulang-ulang.
Dengan bernafsu, Evi menduduki wajah adiknya, lalu menaik-turunkan tubuhnya, menghujamkan vaginanya ke wajah adiknya berulang-ulang. Sambil meremas pantat Evi, Nita meluruskan lidahnya hingga kaku dan menghujam wajahnya seirama dengan gerakan pantat kakaknya ini. Lendir gairah meleleh ke wajah dan pipi Nita saat ia memaikan kakaknya dengan lidahnya. Tak lama Evi mampu bertahan setelah gelombang rangsangan bertubi-tubi yang telah ia nikmati, puncak kenikmatan pun meledak dan Evi tersentak kaku di atas wajah adiknya dalam kepuasan orgasme demi orgasme yang menyemprotkan lendir panas ke dalam mulut Nita berulang kali.
Nita berusaha keras menghisap dan menelan seluruh lendir orgasme Evi yang memenuhi mulutnya. Begitu banyaknya lendir kepuasan yang Evi tumpahkan ke mulut adiknya, sebagian terpaksa mengalir keluar ke pipi Nita. Dari kaku, perlahan-lahan tubuh Evi mulai melemas dan jepitan pahanya pada kepala Nita pun mulai mengendur, hingga akhirnya Evi jatuh terbaring lemas di atas ranjang. Nita mendekati wajah kakaknya yang menantinya dengan tersenyum, lalu mencium bibir kakaknya. Mereka berpelukan dan berciuman beberapa saat. Evi membelai rambut adiknya, sementara Nita meremas pantat kakaknya. Lelah berciuman, Evi menghela napas panjang sebelum akhirnya mengatakan, “Aku cinta kamu, Sayang..” Nita hanya tersenyum dan mereka terus berpelukan hingga tertidur dalam rasa lelah yang penuh dengan kepuasan.
TAMAT

Download Cerita
1. One Response to “Cerita panas lesbian adikku sayang”
2. By shella on Jan 12, 2010 | Reply
akhrnya… aq kmbli ke site ini…..
bidadariku… klo km baca crita ini lagi… plizzz hub aq.. ( http://www.facebook.com/marshell.potter )
Post a Comment
Name (required)
E-mail (will not be published) (required)
Website






Type the two words:Type what you hear:Incorrect. Try again.









Cerita Dewasa Sex
Cerita Sex Cerita dewasa di sexceritadewasa.com merupakan situs yang berisi kumpulan-kumpulan cerita dewasa, cerita sex, cerita porno , cerita panas indaaonesia terbaik dan terlengkap.
Find entries :
• Download Video Bokep Gratis
o Video Bule ngentot ABG
o Video bokep ngewe di panti pijat mesum
o Video Sex Ngentot cewek bispak
o Video ABG di bangka demen ngentot
o Video Bokep Makasar Membara
o Bokep 3gp mahasiswi brawijaya
o Video Bokep 3GP Ngentot Pembantu Sebelah
o Video Rekaman Sendiri Eksekusex dengan cewek bispak
o Bokep Guru Ngentot Muridnya
o Video Sex Hamil Senang Ngentot

Find entries :
• Tags
bercinta Cerita cerita 17tahun Cerita Daun Muda Cerita Dewasa cerita lesbian cerita panas Cerita Pemerkosaan cerita porno cerita sedarah cerita seks cerita seru cerita sesama jenis Cerita Setengah Baya Cerita Sex cerita sex xxx cerita tukar pasangan cowok daun muda dengan dewasa diperkosa gairah jilat memek kontol lesbi lesbian memek menggairahkan Ngentot ngentot tante pemerkosaan pengalaman pengalaman sex pesta pesta seks Pesta Sex ranjang sex tante tante girang tante montok teman tukar Tukar Pasangan
• Categories
o Cerita Daun Muda
o Cerita Dewasa
o cerita lesbian
o Cerita Pemerkosaan
o cerita seks
o cerita sesama jenis
o Cerita Setengah Baya
o Cerita Sex
o Cerita Umum
o Pesta Sex
o Sedarah
o Tukar Pasangan
o Uncategorized
• Blogroll
o cerita dewasa
o cerita dewasa
o video bokep




• Recent Comments
o jo on Cerita Seks Tante Girang dan 3 Anak Kurang Ajar
o jo on Cerita dewasa Sensasi Bercinta dengan Inah dan Mba Asti Episode 2
o Jin Kazama on Cerita Dewasa Akhirnya kudapatkan kesempatan kedua kalinya
o anak palembang on cerita sex pemerkosaan – menikmati cewek sakaw
o Diego on Cerita seks – mengintip istriku dipijat
• Pencarian cerita
o cerita sex
o cerita dewasa
o cerita seks
o cerita porno
o cerita sex dewasa
o ceritasex
o cerita sexs
o cerita panas
o cerita seru
Copyright 2007 © cerita dewasa cerita sex cerita seks panas xxx. Entries (RSS).
a

Keluhan ku

Seorang wanita yang selama ini saya sayangi dan aku dambakan, ternyta dia penghianat dan memikirkan harga dirinya...

Selasa, 26 Januari 2010

KIsah Nabi Nuh dab Nabi Ayub


Nabi Nuh dan Nabi Ayub
27 01 2010

KISA NABI NUH AS.

Nabi Nuh adalah Nabi yang keempat setelah Nabi Adam. Ia keturunan kesembilan dari Nabi Adam.

Ajakan Nabi Nuh Kepada Kaumnya

Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dalam masa kekosongan diantara dua rasul. Dalam masa kekosongan itu biasanya manusia secara berangsur-angsur meluakan ajaran agama Allah dan kembali menjadi syirik, meninggalkan kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah ajaran iblis.

Nabi Nuh diutus ke tengah-tengah masyarakat yang sedang menyembah berhala. Yaitu patung-patung yang dibuat mereka sendiri. Menurut mereka berhala itu mempunyai kekuatan ghaib di atas manusia. Dan mereka sendiri memberi nama sesuai dengan selera mereka sendiri. Kadang kala mereka namakan “Wadd” dan “Suwa” kadang “Yaguts” dan kadang “Ya’uq” dan “Nasr”.

Nabi Nuh engajak kaumya untuk berfikir. Ia mengajak kaumnya melihat alam semesta ciptaan Allah. Langit dengan bulan dan mataharinya. Bumi dengan kekayaan di atas dan di bawahnya, berupa tumbuhan-tumbuhan dan air yang mengalir. Pergantian siang dan malam. Semua itu menjadi tanda-tanda kekuasaan dan keesaan Allah.

Kemudian Nabi Nuh juga memberi kabar akan adanya ganjaran berupa surga dan kenikmatannya bagi mereka yangberamal shalih, dan balasan siksa neraka bagi mereka yang membangkang atas perintah Allah yaitu mereka yang mungkar dan bergelimang dalam kemaksiatan. Dakwah Nabi Nuh dilakukan dengan giat siang dan malam. Baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.

Beliau termasuk orang yang cerdas, fasih berbicara, tajam pemikirannya, pandai berdiskusi, bersifat sabar dan tenang. Nabi Nuh diangkat menjadi Rasul ketika berusia 450 tahun dan wafat pada usia 950 tahun, dengan demikian Nabi Nuh berdakwah kepada umatnya selama lima abad atau 500 tahun. Meskipun demikian pengikut Nabi Nuh yang beriman hanya sedikit yaitu kurang dari seratus orang.

Ummat Nabi Nuh banyak yang ingkar, jika Nabi Nuh mengajak beribadah kepada Allah dan menegakkan Tauhid umatnya selalu menentang dan mengejeknya.

Para pengikut Nabi Nuh kebanyakan fakir miskin, atau golongan ekonomi lemah. Para bangsawan, orang-orang kaya dan tepandang di masyarakat malah memusuhinya.

Pada suatu ketika orang-orang kafir hendak menipu Nabi Nuh. Mereka mengatakan bersedia mengikuti ajaran Nabi Nuh, asalkan Nabi Nuh mau mengusir para pengikutnya yang terdiri dari orang-orang miskin. Namun Nabi Nuh menolak permintaan orang-orang kaya tersebut.

Kecerdasan dan kfasihan beliau mengalahkan segala hujah orang kafir. Akhirnya orang-orang kafir jengkel dan menentang beliua.

Mereka berkata: “Hai Nuh! Sesungguhnya kamu telah membantah kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah adzab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.

Nabi Nuh menjawab: “Hanya Allah yang akan mendatangkan adzab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri darinya. Tidaklah bermanfaat nasehatku kepadamu jika Allah ternyata hendak menyesatkanmu. Dia adalah Tuhanmu. Dan kepadaNyalah kamu akan dikembalikan”.

Demikian terlalu kaum Nabi Nuh itu mengingkari ajaran Allah. Mereka bahkan mengejek dan menghina Nabi Nuh sebagai orang bodoh dan gila.

Namun Nabi Nuh sebagai utusan Allah tetap melaksanakan tugasnya. Dan orang-orang kafir juga semakin keras menentangnya. Mereka bahkan mengancam Nabi Nuh.

“Sungguh jika kamu tidak juga berhenti berdakah,” kata mereka, “Maka kami akan merajamu beramai-ramai”.

Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya

Setelah dakwah yang disampaikan menemui jalan buntu. Dan pengikutnya tidak bertambah maka Nabi Nuh mengadukan kaumnya kepada Allah.

Berdo’a Nabi Nuh: “Wahai Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal di atas muka bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka tidak akan melahirkan, selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir”.

Allah mengabulkan do’a Nabi Nuh. Allah memberikan petunjuk agar Nabi Nuh membuat perahu yang sangat besar. Dengan perahu itu Nabi Nuh dan kaumnya akan selamat, sedangkan kaumnya yang ingkar akan ditenggelamkan dengan banjir yang sangat besar, sehingga tak seourangpun dari mereka akan selamat, semua binasa.

Selagi Nabi Nuh dan para pengikutnya sedang membuat kapal di atas bukit, kaumnya yang sangat ingkar mengolok-ngolok dan mengejeknya.

“Lihat! Nuh semakin gila saja, masak kemarau panas begini membuat perahu, di atas bukit lagi. Sungguh dia sudah miring otaknya”.

Diantara mereka bahkan ada yang berani membuang kotoran di dalam kapal yang belu selesai itu. Tentu hal itu mereka lakukan ketika Nabi Nuh dan pengikutnya sedang tidak ada di tempat pembuatan kapal. Namun akibatnya perut mereka yang buang kotoran menjadi sakit. Tak ada yang bisa menyembuhkan. Dengan merengek-rengek mereka minta Nabi Nuh untuk bersedia mengobati. Nabi Nuh menyuruh mereka membersihkan kapal yang mereka kotori. Setelah itu merekapun sembuh dari sakit perutnya.

Banjir Besar Memusnahkan Orang-Orang Kafir

Sesuai dengan wahyu Allah. Nabi Nuh mengajak kaumnya memasuki kapal yang telah selesai dibuat, ia juga membawa berbagai pasang binatang.

Tidak beberapa lama setelah Nabi Nuh dan para pengikutnya memasuki kapal maka langit yang tadinya cerah berubah menjadi hitam. Mendung tampak tebal sekali diiringi angin kencang yang mulai berhembusan. Bersamaan dengan turunnya hujan lebat, air dari dalam bumi memancar pula ke permukaan.

Hujan turun dengan lebatnya. Belum pernah hujan turun selebat itu. Bagaikan dicurahkan dari langut. Rumah-rumah mulai terendam air, angin kencang dan badai menambah kepanikan semua orang. Dari kejauhan Nabi Nuh melihat salah seorang dari putranya yaitu Kan’an yang sedang berlari-lari menuju puncak bukit. Nabi Nuh memanggil anaknya itu.

“Hai nak, kemarilah. Naiklah ke kapalku, maka kau akan selamat!”.

Tapi Kan’an dengan sombongnya terus berlari, ia tak menghiarukan panggilan ayahnya, ia mengira banjir itu hanya banjir biasa yang segera reda, maka ia terus berlari ke puncak gunung. Memang Kan’an tidak mau mengikuti ajaran Nabi Nuh. Ia lebih suka hidup bersama orang kafir, karena itu ia tak mau menumpang kapal Nabi Nuh.

Nabi Nuh merasa trenyuh. Bagaimanapun Kan’an adalah putranya sendiri. Maka ia berdoa kepada Allah agar dia diselamatkan.

Namun Allah menolak permintaan Nabi Nuh, sebab walau Kan’an putranya sendiri, tapi ia adalah anak durhhaka dan tidak mau beriman.

Berdasarkan suatu riwayat, kapal yang membawa Nabi Nuh dan para pengikutnya itu berlayar selama 40 hari. Sesudah banjir mereda, Nabi Nuh diperintahkan turun dari kapalnya.

Dengan demikian binasalah orang-orang kafir yang menentang Nabi Nuh. Hanya para pengikut Nabi Nuh yang hidup dan menempati bumi sebagai pengikutnya.

Hikmah:

1.

Seorang ayah, walaupun ia seorang yang shalih atau dari golongan ulama’ atau Nabi; tidak bisa menolong anakny ataupun kerabatnya yang durhaka dan membangkang atas perintah Allah.
2.

Seua manusia sama dalam pandangan Allah. Yang membedakan antara mereka hanya derajat ketaqwaannya. Oleh karena itu Nabi Nuh menolak permintaan orang-orang kaya kafir untuk meninggalkan pengikutnya yang terdiri dari golongan kaum lemah, miskin dan tidak berkedudukan tinggi.
3.

Kita hendaknya bersabar dan bertawakal dalam memperjuangakan agama Allah. Karena sekeras apapun pertentangan yang kita hadapi. Allah pasti menolong dan melindungi kita.

KISAH NABI AYUB AS.

Nabi Ayub as. adalah putra Ish bin Ishak bin Ibrahim. Nabi Ayub adalah seorang yang kaya raya. Istrinya banyak, anaknya banyak, artanya melimpah ruah dan ternaknya tak terbilang jumlahnya. Ia hidup makmur dan sejahtera. Walaupun demikian ia masih tetap tekun beribadah. Kenikmatan dan kesenangan yang dikarniakan kepadanya tak sampai melupakannya kepada Allah. Ia gemar berbuat kebajikan, suka menolong oaran gyeng menderita terlbih dari golongan fakir miskin.

Cobaan Silih Berganti

Para Malaikat di langit terkagum-kagum dan saling membicarakan ketaatan Nabi Ayub dan keihklasannya dalam beribadah kepada Allah.

Iblis yang mendengar pembicaraan itu merasa iri dan ingin menjerumuskan Nabi Ayub agar menjadi orang yang tidak sabar dan celaka. Petama Iblis mencoba sendiri menggoda Nabi Ayub agar tersesat dan tidak mau bersyukur kepada Allah. Namun ia gagal. Nabi Ayub tak tergoyahkan.

Iblis kemudian menghadap Allah. Minta izin untuk menggoda Nabi Ayub, “Wahai Tuhan, sesungguhnya Ayub yang senantiasa patuh dan selalu berbakti menyembahMu, senantiasa memujiMu, tak lain hanyalah karena takut kehilangan kenikmatan yang telah Engkau berikan kepadanya. Semua ibadah tidak ikhlas dan bukan karena cinta dan taat kepadaMu. Andaikan ia terkena musibah dan kehilangan harta benda, anak-anak dan istrinya belum tentu ia akan taat dan tetap ikhlas menyembahMu”.

Allah berfirman kepada Iblis, “Sesungguhnya Ayub adalah hambaKu yang sangat taat kepadaKu, ia seorang mukmin yang sejati. Apa yang dia lakukan untuk mendekatkan diri kepadaKu adalah semata-mata didorong iman yang teguh kuat dan taat ang bulat kepadaKu. Iman dan taqwanya tak akan tergoyah oleh perubahan keadaan duniawi. Cintanya kepadaKu dan kebijakannya tidak akan menurun dan menjadi kurang walau ditimpa musibah apapun yang melanda dirinya dan hartanya. Ia yakin bahwa apa yang ia miliki adalah dari pemberianKu yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya atau menjadikannya berlipat ganda. Ia bersih dari segala tuduhan dan prasangkamu. Engkau tidak rela melihat hamba-hambaKu, anak cucu Adam berada di atas jalan yang lurus”.

“Untuk menguji keteguhan hati Ayub dan keyakinannya pada taqdirKu, Kuiizinkan kau menggoda dan memalingkannya dariKu. Kerahkanlah pembantu-pembantumu untuk menggoda Ayub melalui harta dan keluarganya. Dan ceri beraikanlah keluarganya yang rukun damai dan sejahtera itu. Lihatlah sampai mana kemampuanmu untuk menyesatkan hambaKu, ayub itu”.

Demikianlah iblis dan para pembantunya kemudian mulai menyerbu keimanan Ayub. Mula-mula mereka membinasakan hewan ternak peliharaan Nabi Ayub.

Satu persatu hewan-hewan itu mati bergelimpangan disusul lumbung-lumbung gandum dan lahan pertanian Ayub terbakar dan musnah.

Iblis mengira Ayub akan berkeluh kesah setelah kehilangan ternak dan lahan pertanian itu. Namun Ayub tetap berbaik sangka kepada Allah. Segalanya ia serahkan kepada Allah. Harta adalah titipanNya yang sewaktu-waktu dapat saja diambil kembali.

Berikutnya iblis danpara pembantunya mendatangi putra-putra Ayub di gedung yang besar dan megah. Mereka goyang-goyangkan tiang-tiang gedung sehinga gedung itu kemudian roboh dan anak-anak Nabi Ayub mati semua.

Iblis mengira usahanya berhasil menggoyahkan iman Nabi Ayub yang sangat menyayangi putra-putranya itu, namun mereka kecele. Nabi Ayub tetap berserah diri kepada Allah.

Nabi Ayub bersedih hati dan menangis, tapi jiwa dan hatinya tetap kokoh dalam keyakinan bahwa jika Allah Yang Maha Pemberi menghendaki semua ini maka tak ada seorangpun yang mampu menghalangiNya.

Selanjutnya Iblis menaburkan baksil di sekujur tubuh Nabi Ayub, sehingga beliau menderita sakit kulit yang menjijikkan. Famili dan tetangganya menjauhinya, istri-istrinya banyak yang melarikan diri. Hanya seorang yang setia mendampinginya yaitu Rahmah.

Namun akhirnya Rahmah tergoda oleh bujukan syetan. Suatu hari ketika ia disuruh Nabi Ayub malah berkata yang menyinggung perasaannya.

Waktu tujuh tahun dalam penderitaan terus menerus memang merupakan ujian berat bagi beliau dan Rahmah. Ayub bisa bersabar dan tetap berdzikir menyebut Asma Allah tetapi istrinya tak tahan lagi.

“Kiranya kau telah terkena bujukan setan, sehingga berkeluh kesah atas takdir Allah” kata Ayub kepada istrinya, “Awas, kelak jika aku sudah sembuh kau akan kupukul seratus kali. Mulai saat ini tinggalkan aku seorang diri, aku tak membutuhkan pertolonganmu sampai Allah menentukan takdirNya”.

Setelah ditinggal Rahmah, satu-satunya orang yang masih menyayangi dan merawatnya, kini Nabi Ayub hidup seorang diri. Di dalam kamarnya ia bermunajat kepada Allah “Ya Allah, aku telah diganggung setan dengan kepayahan dan kesusahan serta siksaan dan Engkau wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”.

Allah menerima do’a Nabi Ayub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman dalam menghadapi cobaan. Berfirman Allah kepada Nabi Ayub “Hantamkanlah kekuatanmu akan pulih kembali jika kau pergunakan untuk minum dan mandi”.

Demikianlah, setelah Nabi Ayub inum dan mandi air yang memancar dai bawah kakinya, maka ia sembuh seperti sediakala.

Sementara itu Rahmah ang telah pergi meninggalkan Nabi Ayub, lama-lama merasa kasihan dan tak tega membiarkan Nabi Ayub seorang diri. Ia datang menjenguk, namun ia tak mengenali suaminya lagi. Karena Nabi Ayub sudah sembuh dan keadaannya lebih baik daripada sebelumnya.

Nabi Ayub gembira melihat istrinya kembali, namun ia ingat sumpahnya yaitu ingin memukul istirnya seratus kali. Ia harus melakukan sumpah itu. Kini ia bimbang, istrinya sudah turut menderita sewaktu bersama-sama dengannya selama tujuh tahun itu, akankah ia memukulnya seratus kali.

Dalam kebimbangan datanglah wahyu Allah yang memberikan jalan keluar. Firman Allah, “Hai Ayub, ambilah lidi seratus buah dan pukullah istrimu itu sekali saja, dengan demikian tertebuslah sumpahmu”.

Ya dengan lidi seratus, dipukulkan pelan sekali, maka sumpahnya sudah terlaksana. Berkat kesabaran dan keteguhan imannya Nabi Ayub dikarunia lagi harta dan benda yang melimpah ruah. Dari Rahmah ia mendapatkan anak bernama Basyar, dikemudian hari ia mendapat julukan Dzulkifli artinya Punya sanggup. Dzulkifli akhirnya menjadi Nabi dan Rasul.